DHARMASRAYA, Investigasi News — Proyek Pembangunan Dreinase senilai Rp 1.595.577.000,- atau hampir 1,6 Milyar Rupiah, sumber dana APBD Provinsi Sumatra Barat dengan Kegiatan Pembangunan P3D Kawasan Bencana tahun anggaran 2014 dikerjakan CV. Bina Citra Mandiri dengan Konsultan Pengawas CV. Bina Citra Consultan dengan waktu pelaksanaan 90 (Sembilan puluh) hari kalender itu, baru saja dinyatakan siap diakhir tahun 2014, sekitar bulan February 2015 lalu tiba-tiba rebah sepanjang kueang lebih 10 Meter.
Rebahnya, dreinase setinggi 1 Meter di Jorong Piruko Utara, Nagari Sitiung, Kec. Sitiung Kab. Dharmasraya itu menyisakan tanda tanya masyarakat sekitar atas kualitas pasangan batu dreinase itu. Padahal, menurut sumber sekitar proyek pembangunan dreinase itu dikerjakan oleh putra daerah setempat. Tetapi ternyata, meski pelaksananya putra setempat bernama Budi, namun tidak menjamin mutu dan kualitas pekerjaan. Buktinya, baru sekitar 2 bulan dinyatakan siap dan di PHO dreinase itu akhirnya rebah.
Bila dilihat dari bentuk rebahan pasangan batu dan tembok dreinase yang dikerjakan CV. Bina Citra Mandiri itu, sangat kasat mata dapat dilihat, pasangan tembok tidak terlalu dalam penggaliannya dan tidak ada tampak memakai koporan. Begitupun dengan posisi pasangan batu tembok dreinase yang kelihatan sangat vertical (tegak lurus) mengakibatkan mudah rebah, bersebab kedalaman galian pondasi yang sangat dangkal.
Senada, Suardi Kepala Jorong Piruko Utara kepada Investigasi News mengungkapkan kekecewaannya terhadap pekerjaan CV. Bina Citra Mandiri (CV. BNM) karena kuat dugaan pekerjaan pembangunan dreinase tersebut sangat jauh menyimpang dari speck atau rencana kerja pemilik pekerjaan yakni, Dinas Prasjal dan Tarkim Sumbar. “Lihat saja pecahan berbungkah pasangan itu jika diremas dengan tangan akan hancur berserakan. Terus terang kami warga di sini sangat kecewa dengan pembangunan dreinase itu, “ungkap dia.
Wali Korong, Suardi menilai pembangunan tersebut tak sesuai speck, apalagi kalau dilihat hampir diseluruh dreinase mengalami keretakan. “Kita sudah laporkan kondisi ini kepada wali nagari serta camat, bahkan kita juga telah telpon pihak pelaksana si Budi yang kita tahu, dia (Budi – red) adalah Pelaksana proyek itu. Disaat kita beri tahu lewat telpon terkait kondisi dreinase yang dikerjakannya, pada kami Budi itu berjanji akan memperbaikinya, “terang Suradi.
Disebutkannya yang menjadi persoalan bagi pihaknya bukan diperbaiki atau tidak. Tetapi kenapa adukan semenya seperti ini, bisa remas pakai tangan saja? Saat ditanya oleh dia berapa panjang dari dreinase tersebut oleh Suradi mengatakan, “Kita tidak tahu” dan apakah sudah serahterima? “Kita juga tidak tau kepada siapa diserahkan, tapi yang jelas kita berharap pihak-pihak terkait dan Penegak Hukum untuk bersikap tegaslah dalam setiap pembangunan yang tak tepat sasaran seperti ini, “katanya.
Sementara, Camat Sitiung, Amran Amir, SH kepada Investigasi News mengaku heran karena tidak mengetahui keberadaan proyek tersebut. “Kita juga tidak tahu ini proyek siapa dan siapa Pelaksananya? Setahu kita, ada pembangunan dreinase disini, bahkan hingga saat ini (kemarin – red) pembangunan ini sudah selesai. Kita juga tidak mendapat laporan dari pihak pelaksana hingga sekarang, “ungkap Camat Sitiung.
Dikatakannya, pihaknya memang cukup kecewa dengan kondisi dreinase seperti kondisi ini dan dia menduga pembangunan ini tidak sesuai speck. “Bila melihat dari bungkahan yang ada, masak iya,,pembangunan yang dilakukan pada tahun 2014 kemaren, kini terjadi roboh seperti ini. Masih iya, bisa diremas pakai tangan? Tetapi kita berharap kepada pihak Pelaksana untuk dapat memberi tahu kepada kami selaku Camat yang berwenang di Kec. Sitiung ini, “imbuh Amran Amir.
Sementara, ketika Koran ini mencoba menghubungi pihak Kontraktor Pelaksana, Budi via selulernya bernomor, 0812 6670XXXX membenarkan, dia yang telah membangunan dreinase di Jorong Piruko Utara (pelaksana proyek itu –red), serta mengaku, dirinya sebagai Kontraktor Pelaksana. “Kita memang pelaksana dari proyek dreinase di Jorong Piruko Utara dengan nilai Rp 1,5 Miliyar, tetapi kita tidak tau kalau dreinase tersebut ambruk, tapi dernase tersebut masih dalam masa perawatan, “ujarnya.
Ketika disinggung lebih lanjut terkait pembangunan proyek yang dianggap ada permaslahan itu, Budi yang kala itu berada di Kota Padang, enggan menjawab dan berjanji akan akan bertemu dengan rekan-rekan wartawan untuk menjelaskan lebih rinci pembangunan tersebut. Namun hingga berita ini diturunkan, setelah seminggu lebih, si Budi tidak juga menjelaskan kondisi pembangunan proyek yang dikerjaklannya itu yang terindikasi tidak sesuai perencanaan dalam RAB. Ketika hendak ditemui wartawan dia terkesan menghidar dari awak media.
Dari hasil infestigasi lapangan ditemukan adanya kejanggalan dari proyek tersebut, mulai dari plank proyek yang tak mencantumkan kapan dimulai pengerjaan dan kapan berakhir serta berapa jumlah volume, kondisi tersebut merupakan salah satu indikasi diduga pembangunan tersebut memang sudah direncakan seperti yang telah terjadi, walaupun masih dalam masa pemeliharaan. (Jimmy/yy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar