PEMBUKAAN LAHAN 697 HA “TAROK CITY” PADANG PARIAMAN
TAROK, Investigasi News — Kawasan hutan seluas lebih kurang 697 HA di Korong Tarok, Nagari Kapalo Hilalang yang menurut Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman merupakan tanah Erpacht (tanah Negara) rampasan dari Penjajah Kolonial Belanda tersebut kini mulai takubak (diplontos licin/botak).
Pembukaan lahan hutan spektakuler itu sebagaimana di ekpos Kominfo setempat dan banyak media akan diperuntukkan buat infrastruktur yang akan dibangun diantaranya Unand, UNP, ISI Padang, UIN Imam Bonjol, Diklat LAN, Diklat Kejagung, Diklat BPN, Rumah Sakit dan kawasan perkantoran lainnya.
Alasan ketersediaan lahan pembangunan untuk skala besar, menjadi alibi Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni membuka lahan hutan di Korong Tarok Nagari Kapalo Hilalang tersebut dengan sebutan
Pembangunan Kawasan Terpadu di Tarok (Tarok City). Telah banyak kalangan baik itu Tokoh Masyarakat setempat di Nagari Kalapo Hilalang, rantau ataupun kalangan pejabat, mantan pejabat, wartawan senior, yunior hingga para ASN menyampaikan dukungan penuh atas program prestisius Bupati Ali Mukhni itu. “Pak Ali Mukhni melakukan sesuatu yang tak pernah terpikirkan oleh orang lain. Artinya, beliau setiap hari memikirkan bagaimana masyarakatnya bisa sejahtera, berpenghasilan layak dan keluar dari kemiskinan. Seperti pembangunan Kawasan Tarok Cit, “ujar Wartawan Senior H. Wiztian Yoetri.
Tokoh masyarakat setempat (Nagari Kapalo Hilalng) yang juga menyampaikan dukungannya lewat media, diantaranya Asrizal. Menurut dia, pembangunan Kawasan Terpadu di Tarok akan membuka lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran bagi anak kemanakan di sekitar lokasi. “Kita dukung pembangunan Kawasan Tarok, Insya Allah, sangat berdampak poditif terhadap ekonomi rakyat, “ujar Asrizal yang sependapat dengan Bagiah Humas Pemda Padang Pariaman Andri yang menyampaikan, Pembangunan Kawasan Tarok City di Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam merupakan bukti nyata pemerintah hadir untuk pembangunan.
Andri mengatakan, pemda menyediakan lahan seluas 697 HA untuk Institusi Pendidikan Tinggi di dalam atau luar Sumbar yang terkendala lahan. Tujuan dari pembukaan lahan untuk Institusi Pendidikan, Kesehatan, Diklat, dan sarana lainnya, semata untuk kesejahteraan masyarakat Padang Pariaman. “Dengan dibangunnya Kawasan Tarok City ini, akan menggerakkan roda perekonomian masyarakat, terutama di sekitar area. Berbagai bisnis akan hidup dan berkembang seperti; industri rumahan, kos-kosan, makanan dan UKM lainnya, “jabar Andri.
Begitupun bukti dukungan seluruh Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) yang melakukan peninjauan lapangan ke Kawasan Terpadu di Tarok, Nagari Kapalo Hilalang, Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam, Senin (05/6) bersama Bupati Ali Mukhni usai Sholat Zuhur bersama di aula IKK, Parit Malintang. Panas terik tak menghalangi semangat Pejabat eselon II dan III berjalan sepanjang 2 (dua) Kilometer. Diantaranya Sekda Jonpriadi, Asisten Ekbang Nettiwarni, Asisten Pemerintahan Idarussalam, Kadiskominfo Zahirman, Kadisducapil Fadhly, Kadis DPMPTP Hendra Aswara, Kadis Satpol PP dan Damkar Rianto dan Staf Ahli besera sejumlah wartawan.
Pemerhati Kebijakan Pemerintah Daerah FI Nugrah, SH, Tokoh Muda asal Sicincin Kabupaten Padang Pariaman yang juga pemilik (owner) Koran Mingguan Investigasi News menyatakan, semestinya setiap kebijakan publik yang akan dan telah dilakukan oleh kepala daerah jangan ditelan bulat-bulat. Mesti dilakukan seminar dan pengkajian lebih mendalam, akan dampak positif maupun negatif sebuah program pembangunan yang akan dilakukan pemerintah daerah.
“Meski saya bukan ahli lingkungan, tetapi setiap perobahan lingkungan sudah pasti akan berdampak terhadap ekosistem yang ada di daerah itu. Kawasan seluas lebih kurang 697 HA itu dulunya sebagian perkebunan Karet, Kelapa Sawit, Kayu seperti Durian, Rambutan, Kayu Manis dan sebagainya, kini menjadi kawasan gundul itu sudah pasti akan ada pengaruhnya terhadap ekosistem, “ungkap Putra Sicincin yang terkenal vokal ini.
Dikatakan Bung Nugrah ini, Kawasan hutan itu adalah sumber utama mata air PDAM di Lubuk Bonta sehingga memiliki debet air yang cukup untuk mengisi air minum hingga ke Kota Pariaman. Begitupun dengan sumber air bagi usaha Air Minum Mineral “SMS” yang memamfaatkan air dari salah satu pipa PDAM untuk memenuhi produksi Air Mineral “SMS” tersebut sehingga bisa memberikan kontribusi pajak bagi Padang Pariaman hingga kini. “Kita khawatir, debet air dari sumber mata air yang mengalir dari Kawasan hutan 697 HA di Tarok itu satu per-satu mulai hilang, akibat perambahan hutan untuk Kawasan Perkantoran tersebut. Semestinya pihak PDAM jujur menyampaikan perihal ini kepada Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni, “kata Putra Sicincin ini tegas.
Menurut Bung Nugrah, mengutip apa yang disampaikan Zahrul Umar Ahli Sumber Daya Air Utama dalam Opininya “Tarok Menuju Kawasan Pendidikan Terpadu” di Harian Padang Ekpres, Selasa 13 Juni 2017 halaman 4 Kolom OPINI. Kawasan Tarok City seluas 697 HA itu sebelumnya adalah Hutan Sekunder dan Perkebunan Karet. Sehingga hutan ini sangat penting dalam Konservasi Air bagi kepentingan manusia, makhluk-makhluk hidup lainnya, termasuk tanaman-tanaman hutan itu sendiri.
Hujan yang turun di atas kawasan ekositem hutan sebelum sampai ke permukaan tanah akan ditahan dan dihambat terlebih dahulu oleh daun-daun dan ranting-ranting tanaman tinggi (intersepsi) di kawasan tersebut. Sehingga permukaan tanah akan terlindungi dari timpaan-timpaan butiran air hujan yang berdaya tumbuk berat. Air hujan yang tertahan oleh daun-daunan dan ranting-ranting tersebut akan sampai ke permukaan tanah, sebagian besar mengalir ke bawah mengikuti batang-batang pohon, sehingga daya tumbuknya relatif kecil.
Kemudian, dengan adanya tanaman rendah, semak belukar dan rumput-rumputan di bawah pohon-pohon tersebut yang menutupi permukaan tanah dan akan berfungsi menghilangkan daya tumbuk air yang akan menghancurkan agregat-agregat tanah menjadi partikel-partikel yang kecil. Sebagian air ini akan mengalir ke dalam tanah (infiltrasi) melalui permukaan tanah dan air yang berinfiltrasi itu sebagian akan dihisap oleh akar-akar tanaman dan sebagian besar akan diuapkan kembali (transpirasi). Sisa air yang ada di permukaan tanah akan mengalir menjadi aliran permukaan (runniof) dan sebagian akan menguap (evaporasi) dan sisanya mengalir secara lambat memasuki sungai.
Sebagian air yang berinfiltrasi ke dalam tanah akan disambut (absorb) oleh humus bagi pelapukan-pelapukannya lebih lanjut dan sebagian lagi akan terus berinfiltrasi lebih dalam lagi yang disebut Perkolasi, yaitu; gerakan air ke bawah dari zona tidak jenuh (antara permukaan tanah sampai ke permukaan air tanah) ke dalam daerah jenuh (daerah di bawah permukaan air tanah). Air yang berperkolasi ini akhirnya akan mencapai lapisan kulit bumi membentuk persediaan air atau kandungan air dalam tanah. Air tanah ini selanjutnya mengalir secara horizontal dengan kecepatan yang sangat lambat sehingga pada akhirnya keluar pada kaki-kaki bukit sebagai mata air dan tebingh-tebing sungai yang disebut sebagai aliran dasar (base flow). Air ini bertahan dalam waktu yang lama yang akan memberikan air bersih bagi kepentingan hidup manusia terutama di musim kemarau.
Dengan dibangunnya Kawasan Pendidikan Terpadu (KPT) di Korong Tarok, Nagari Kapalo Hilalang, Kab. Padang Pariaman ini, nantinya akan mengakibatkan perubahan penggunaan lahan dari penggunaan lahan hutan ke penggunaan lahan non hutan (bukan hutan). Pada dasarnya ini mengubah kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) dari daerah yang lolos air menjadi daerah yang kedap air. Pengaruh perobahan tata guna lahan ini akan terlihat terhadap peningkatan aliran permukaan (run off) yang dinyatakan dalam koefisien aliran permukaan (C), yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara besarnya aliran permukaan dan besarnya curah hujan. “Dari koefisien aliran permukaan (C) yang besar itu menunjukkan lebih banyak air hujan yang menjadi aliran permukaan. Itu kurang baik bagi perlindungan terhadap sumber daya air, karena volume air yang akan menjadi air tanah menjadi sangat berkurang, “kata Pemegang Mandat Laskar Anti Korupsi Padang Pariaman ini.
Dikatakannya, berkurangnya volume air tanah akibat perambahan hutan di lahan 697 HA yang akan dijadikan Kawasan Pendidikan Terpadu (KPT) itu secara tidak langsung berdampak pada terancamnya debit volume air untuk reservatoir PDAM Kabupaten Padang Pariaman. Itu akan menjadi masalah serius daerah ini untuk mencari sumber mata air lain di luar KPT yang selama ini menjadi andalan PDAM Padang Pariaman memenuhi kebutuhan air masyarakat baik di Kabupaten Padang Pariaman hingga Kota Pariaman. Angka Koefisien aliran permukaan air itu merupakan salahj satu indikator untuk menentukan apakah suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) telah mengalami gangguan (fisik).
Nilai C yang besar menunjukkan bahwa lebih banyak air hujan yang menjadi aliran permukaan. Ini buruk dari segi perlindungan terhadap sumber daya air karena volume air yang akan menjadi air tanah menjadi sangat berkurang. Semakin besarnya volume air hujan yang menjadi aliran permukaan, maka ancaman terjadinya banjir dan erosi menjadi lebih besar. “Mengingat air merupakan sumber daya yang sangat penting bagi kehidupan manusia, pembangunan ini jelas akan mengakibatkan berkurangnya sumber daya air. Tahap awal proses penggundulan hutan di kawasan itu, akan berakibat berkurangnya volume air tanah di reservatoir PDAM yang kemudian berlanjut dengan kekeringan air untuk pengairan sawah petani di kawasan Sicincin, Pakandangan, Kiambang, Lubuk Pandan dan sekitarnya, “ungkap Bung Nugrah.
Karenanya sebagai putra daerah anak nagari 2 x 11 Enam Lingkung lama (dari Kec. 2x11 Kayu Tanam, 2 x 11 Enam Lingkung hingga Enam Lingkung) pihaknya meminta Bupati Padang Pariaman dan OPD terkait agar transparan mengimfomasikan hasil kajian lingkungan terhadap pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu (KPT) di Korong Tarok, Nagari Kapalo Hilalang, Kab. Padang Pariaman itu. “Itu kawasan konservasi air dan sekarang digunduli dan akan ditanami beton-beton bangunan dilahan seluas 697 HA? Kami tidak yakin Konsep pembangunan yang menerapkan dasar konservasi air itu akan terlaksana dengan baik, apalagi itu baru saran dari saudara Zahrul Umar. Mana kami belum lihat itu hasil Study Kelayakan Lingkungan atas pembangunan kawasan hutan seluas itu dari Pemkab Padang Pariaman, apa ada?, “tantang bakal calon Bupati Padang Pariaman ini. (TIM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar